+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Coral Reef

Universitas Bangka Belitung
28 April 2012 WIB


Ekspedisi Pulau Salma & Kueel, Kecamatan Selat Nasik Kabupaten Belitung


Ekspedisi Pulau Salma  & Kueel, Kecamatan Selat Nasik Kabupaten Belitung
Pulau Salma atau sering disebut dengan Pulau Selemar oleh masyarakat belitong merupakan pulau indah yang tak berpenghuni dengan pasir putih bersih melingkarinya laksana cincin titanium. Pulau ini sempat menjadi perebutan antara Kabupaten Bangka Selatan dengan Kabupaten Belitung. Namun, berdasarkan hasil kesepakatan, akhirnya pulau ini masuk dalam kawasan Kabupaten Belitung. Menurut cerita masyarakat Pulau Pongok, Pulau Salma dulunya masuk kedalam wilayah Pulau Pongok jadi secara otomatis seharusnya masuk ke dalam Kabupaten Bangka Selatan. Namun karena hasil keputusan bersama akhirnya pulau ini masuk ke Kabupaten Belitung dengan alasan pulau ini lebih dekat dengan Pulau Kueel (kuil_red) yang masuk dalam kawasan Kabupaten Belitung.



Dengan luas hanya sekitar 2 ha, pulau ini terkesan mungil namun dengan sebaran terumbu karang yang terhampar luas disekeliling pulaunya. Mungkin inilah yang menjadi daya tarik keindahan pulau ini. Pulau Salma berada di antara Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Dapat dibayangkan perjalanan menuju pulau ini cukup menyita banyak waktu dan tenaga.



Jika ditempuh dari Kota Pangkalpinang, maka perjalanan menuju Pelabuhan Sadai Kabupaten Bangka Selatan. Selanjutnya naik kapal angkutan masyarakat ke Pulau Pongok yang perahunya hanya sekali dalam sehari, berangkat setiap jam 11.00 WIB dari Pelabuhan Sadai. Karenanya, anda jangan sampai terlambat ke pelabuha ini jika tak ingin ketinggalan. Total waktu yang dihabiskan mulai dari pangkalpinang sampai ke Pulau Pongok sekitar 8 jam. Setelah sampai di Pulau Pongok, kita dapat menggunakan jasa rental perahu nelayan Pulau Pongok atau Pulau Celagen sekitar 1 jam perjalanan dari Pulau Pongok menuju Pulau Salma . Jika dari belitung, maka perjalanan dapat dtempuh dari pelabuhan masyarakat di Tanjung Pandan menuju Selat Nasik Pulau Mendanau. Dari Selat Nasik kemudian dilanjutkan dengan menyewa perahu nelayan menuju Pulau Salma. Waktu total yang dihabiskan sekitar 5 jam. Perjalanan menuju pulau ini memang cukup melelahkan.



Tim Ekplorasi Terumbu Karang UBB menuju Pulau Salma dari Pulau Bangka. Berangkat dari Kota Sungailiat sampai ke Pulau Pongok menghabiskan waktu sekitar 9 jam. Perjalanan yang cukup melelahkan itu terobati dengan pengalaman baru dengan menemukan tempat baru dan sahabat-sahabat baru lagi di Pulau Pongok. Tim menginap di Pulau Pongok dengan bantuan dari seorang kepala sekolah di Pulau Celagen yang tepat berhadapan dengan pelabuan Pulau Pongok. Selama melakukan ekspedisi dibeberapa lokasi terpencil, Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB memang banyak dibantu oleh guru-guru yang berada di lokasi tersebut. Hal ini seperti saat ekplorasi ke Tanjung Labu dan Tanjung Sangkar Pulau Lepar Kabuaten Bangka Selatan serta di Pulau Buku Limau Kabupaten Belitung Timur. Melalui tulisan ini, dengan ketulusan hati kami dari tim eksplorasi terumbu karang UBB mengucapakan terima kasih yang setinggi-tingginya atas bantuan ikhlas para guru-guru di pulau-pulau terpencil yang telah banyak membantu tim selama berada di lokasi-lokasi terpencil tersebut.



Mengingat perjalanan yang cukup melelahkan dari sungailiat, tim telah merencanakan untuk ke Pulau Salma esok harinya. Jika mengadakan trip ke Pulau Salma, jangan lupa membawa persediaan air tawar yang cukup karena di pulau ini tidak terdapat sumber air tawar. Keesokan harinya, dengan bantuan pemandu dari Pulau Pongok perjalanan menuju Pulau Salma yang menempuh jarak sekitar 16 km atau 1 jam perjalanan menjadi detik-detik yang dinantikan.



Pulau Salma terkenal sebagai lokasi bertelur penyu. Sangat banyak penyu yang mendarat di pulau ini untuk bertelur. Karenanya tak heran di pulau ini banyak terdapat burung-burung laut yang kemungkinan banyak makanan termasuk tukik penyu yang baru menetas. Menurut masyarakat pongok, penyu yang bertelur di pulau ini adalah jenis penyu sisik dan penyu hijau.



Sayangnya, telur ini pun hampir tiap hari diambil oleh masyarakat Pulau Kueel yang berjarak hanya sekitar 2,5 km dari Pulau Salma untuk dijual di belitung atau ke pulau bangka. Saat mengelilingi pulau ini dari atas perahu, tim menemukan dua ekor penyu sisik yang berenang menjauh dari perahu karenan mungkin merasa terganggu suara mesin perahu.



Sampai di Pulau Salma , tim langsung disajikan dari atas perahu hamparan karang berwarna-warni yang terlihat jelas dari atas perahu karena airnya yang jernih seperti kaca. Terumbu karang di pulau ini masih alami meski tampak tanda-tanda kerusakan akibat pengeboman namun kondsi karang secara umum masih sangat baik. tim lagsung melakukan penjelajahan ke dalam pulau. Pepohonan di pulau ini tak terlalu tinggi. Hanya seerti semak-semak dengan pohon-pohon kecil. Bahkan ditemkan barisan pohon kelapa yang ditanam oleh masyarakat. Tampak ada bangunan beton tua seperti rumah namun yang terssa tinggal dindingnya. Bangunan itu sudah lama ditinggalkan dan sudah ditumbuhi pepohonon.



Sebagian dari tim langsung mengambil data tutupan karang dengan metode line intecept transect sepanjang 100 meter dengan interval 20 meter. pengambilan data dilakukan pada bagian barat pulau. Dari data LIT diperoleh tutupan 67,52% dengan kategori baik (50 74,9%) menurut Gomez et al, 1988. karang di perairan ini didominasi oleh karang jenis Acrpora branching (ACB). Selain itu ditemukan pula banyak karang foliose (CF). Tampak karang berwarna warni mengindikasikan perairannya yang sesuai untuk kehidupan karang. Berdasar penelitian LIPI pada Juni 2005 di perairan Pulau Salma , tutupan karang yang didapat adalah 84,08% (Siringoringo et al, 2006) yang berarti karang dalam status sangat baik/sehat. Ekosistem karang yang sehat berbanding lurus dengan keanekaragaman biota laut yang juga tinggi. Terdapat berbaga jenis ikan dengan ukuran yang cukup besar berenang menghampiri kami saat berenang mengkin asing melihat pendatang baru di perairannya. Tampak juga ada ikan Napoleon wrases yang termasuk ikan Ependik II menurut CITES. Sayangnya, saat pengambilan foto ikan ini, ternyata ikan tersebut cukup pemalu dan langsung menjauh dari tim.



Pulau Salma merupakan pulau yang sangat cantik dan memoesona. Tim eksplorasi terumbu karang berkesempatan mengunjungi pulau ini sebanyak dua kali. Keaslian ekosistem terumbu karang di pulau ini pun telah memikat hati anggota tim yang terdiri dari tiga orang mahasiswa kelautan UBB unutk menginventaris potensi kerang raksasa (Tridacnidae) oleh Jumroh Aqobah, S.Pi, sebaran tutuapn karang oleh Hanafi Ishariyanto, S.Pi dan sebaran makroalga oleh Iskandar, S.Pi.



Pulau Kueel (kuil_red)



Pulau ini bersebelahan dengan Pulau Salma . Pulau yang dihuni sekitar 20 KK ini merupakan pulau kecil yang dikelilingi oleh ekosistem terumbu karang seperti Pulau Salma. Satu hal yang menarik bagi tim saat ke pulau ini adalah cerita dari pemandu yang berasal dari pulau pongok. Pemandu tersebut bercerita bahwa penduduk Kueel melarang nelayan dari pongok dan dari daerah lain menangkap ikan disekitar terumbu karang pulau mereka (kueel). Cerita ini mengindikasikan bahwa ada kesadaran dari masyarakat desa ini untuk menjaga keaslian ekosistem terumbu karang di pulau mereka. Sayangnya, mungkin pulau ini belum tersentuh dengan pembinaan atau program pemberdayaan masyarakat oleh pemerintah daerah yang berdomisili di tengah kota. Inilah realita menyakitkan di derah kita terutama unutk pemberdayaan nelayan lokal.



Tim akhirnya melakukan reef check di Pulau Kueel. Hasilnya, ternyata ekosistem terumbu karang di daerah ini dulunya sempat rusak parah akibat pengeboman. Tampak patahan karang, bongkahan karang dan cekungan sisa pengeboman dengan patahan karang yang berserakan. Namun tampak bahwa peristiwa itu telah lama terjadi dan karang yang mati tersebut telah mulai banyak ditumbuhi oleh organisme karang baru. Tim menyimpulkan, inilah mungkin yang mendasari kesadaran masyarakat pulau ini. Pengalaman penangkapan secara destruktif telah merugikan penduduk Pulau Kueel. Karang yang rusak membuat ikan menjadi sepi dan akhirnya penduduk lokallah yang dirugikan. Inilah dilema program pelestarian terumbu karang. Di daerah yang jauh dan sulit di akses, kendala utama adalah penangkapan yang destruktif karena jauh dari pengawasan, sedangkan unutk daerah yang dekat dengan pemukiman, permasalahan yang timbul adalah offer fishing dan pencemaran.



Pengalaman berkunjung ke Pulau Salma dan Kueel yang melelahkan namun telah menyemangati kami untuk menemukan spot-spot karang baru yang sehat dan indah yang kaya dengan biota lautnya. Spot cantik yang semakin sulit ditemukan ditengah belantara bongkahan timah yang semakin menggoda.



Ekspedisi 1 : Februari 2010

Ekspedisi 2 : Mei 2010





Penulis : Indra Ambalika Syari, S.Pi





Terumbu Karang Lain

Foto-foto Terumbu Karang (Coral Reef) Kering di Perairan Sungailiat Bangka Belitung Indonesia

Foto-foto Terumbu Karang (Coral Reef) Pulau Ketawai di Perairan Bangka Belitung Indonesia

Perjalanan Mencari Terumbu Karang (Coral Reef) di Perairan Provinsi Bangka Belitung

Terumbu Karang (Coral Reef) Batu putih Sungailiat Bangka Belitung

Eksotisme Terumbu Karang (Coral Reef) di Pulau Semujur Kepulauan Bangka Belitung

Nuansa Terumbu Karang (Coral Reef) Menawan di Karang Sebidang Kampung Tungau, Simpanggong Bangka Barat
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Terumbu Karang (Coral Reef) di Pantai Teluk Limau Sungailiat Bangka Belitung

Cantiknya Terumbu Karang (Coral Reef) Pantai Penyusuk yang Sakit

Pengukuran Tinggi Karang Acropora Formosa (Brown) di Karang Batu Putih Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Ekspedisi Terumbu Karang (Coral Reef) di Pantai Penyusuk Desember 2008

Terumbu Karang (Coral Reef) Di Pantai Rebo Sungailiat Kabupaten Bangka provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Terumbu Karang (Coral Reef) di Pantai Tanjung Tinggi Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Desember 2008

Eksotisme Terumbu Karang (Coral Reef) di sekitar Pulau Ketawai Februari 2009, Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Terumbu Karang (coral reef) di Pulau Gusung Asam Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Terumbu Karang (Coral Reef) di Pulau Panjang Kabupaten Bangka Tengah

Terumbu Karang (Coral Reef) di Tanjung Kerasak dan Tanjung Kemirai Desa Pasir Putih Kabupaten Bangka Selatan Penelitian Januari 2009

Efektifitas Terumbu Karang Buatan Bagi Rehabilitasi Ekosistem Terumbu Karang

Upaya Rehabilitasi Ekosistem Terumbu Karang dengan Merintis Daerah Perlindungan Laut (Marine Protect Area) Berbasis Masyarakat

Terumbu Karang di Sungai Samak Kecamatan Badau kabupaten Belitung

Pesona Terumbu Karang Di Titik Paling Timur Pulau Bangka, Tanjung Berikat

Terumbu Karang di Desa Tanjung Labu Pulau Lepar Kabupaten Bangka Selatan, Pengamatan Bulan April 2009

Terumbu Karang (Coral Reef) Tanjung Sangkar

Terumbu Karang di Pantai Tanjung Ular Mentok Kabupaten Bangka Barat

Laboratorium Perikanan UBB Berhasil Transplantasi Karang

Terumbu Karang Di Pantai Tanjung Kelayang Belitung

Tim Eksplorasi Terumbu Karang UBB Berhasil Lakukan Transplantasi Terumbu Karang untuk Tahun ke Dua

Kerusakan ekosistem terumbu karang di Pulau Bangka akibat penambangan timah lepas pantai (Kapal Isap)

Spot-Spot Baru Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang Pulau Bangka

Terumbu Karang di Pulau Pongok Kabupaten Bangka Selatan

Terumbu Karang Desa Teluk Limau Kecamatan Jebus Kabupaten Bangka Barat

Mimpi Kami untuk Rebo

Terumbu Karang Pulau Pemuja Perairan Penganak, Kecamatan Jebus Kabupaten Bangka Barat

Pulau Pemain Permis Kabupaten Bangka Selatan

Ekspedisi Pulau Salma & Kueel, Kecamatan Selat Nasik Kabupaten Belitung

Terumbu Karang Kepulauan Buku Limau Kabupaten Belitung Timur

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka